Jadi ketika para pemilih di Oregon awal bulan ini mendengar bahwa Menteri Luar Negeri negara bagian Demokrat, LaVonne Griffin-Valade, telah menghapus Trump dan pasangannya, JD Vance, dari situs webnya, mereka yakin hal itu adalah bagian dari rencana untuk melemahkan Trump. Narasi tersebut didukung oleh influencer sayap kanan dan pendukung Trump di platform seperti X dan Instagram dan mendapatkan begitu banyak daya tarik sehingga kantor Griffin-Valade terpaksa menutup saluran teleponnya.
Kenyataannya adalah tim kampanye Trump telah memutuskan untuk tidak memberikan pernyataan pada Panduan Pemilih Online Oregon, tidak seperti kampanye Harris, itulah sebabnya nama wakil presiden tercantum dalam panduan tersebut.
“Masyarakat secara keseluruhan kurang siap untuk bersikap proaktif dalam menghadapi kebohongan pemilu,” kata Jankowicz.
Teori konspirasi serupa mengenai pemilihan umum juga telah menyebar di seluruh negeri. “Ini mungkin tidak terlalu mengejutkan, namun sangat mengejutkan bahwa kita telah melihat narasi kecurangan pemilu yang mengingatkan kita pada apa yang kita lihat empat tahun lalu,” Sam Howard, editor politik NewsGuard, mengatakan kepada WIRED. “Klaim tak berdasar tentang mesin yang mengalihkan suara mulai menyebar di Tarrant County, Texas, pada hari pertama pemungutan suara awal. Narasi palsu serupa mengenai peralihan suara muncul pada minggu pertama pemungutan suara awal di Georgia. Narasi di Georgia bahkan melibatkan Sistem Voting Dominion.”
Pekan lalu, sebuah video viral muncul yang mengklaim menunjukkan petugas pemilu di Bucks County, Pennsylvania, menghancurkan surat suara yang masuk untuk mantan Trump, sebuah perilaku yang selama bertahun-tahun diklaim oleh jaringan pro-Trump terjadi pada tahun 2020.
Beberapa hari setelah video tersebut menjadi viral, FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional, dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa mereka telah menetapkan bahwa video tersebut adalah bagian dari upaya Rusia untuk mempengaruhi hasil pemilu.
“Aktivitas Rusia ini adalah bagian dari upaya Moskow yang lebih luas untuk mengajukan pertanyaan tidak berdasar tentang integritas pemilu AS dan memicu perpecahan di kalangan warga Amerika,” kata badan-badan tersebut. “Menjelang hari pemilu dan minggu-minggu serta bulan-bulan setelahnya, [intelligence community] mengharapkan Rusia untuk membuat dan merilis konten media tambahan yang berupaya melemahkan kepercayaan terhadap integritas pemilu dan memecah belah warga Amerika.”
Banyak dari teori konspirasi baru mengenai pemilu dan kecurangan pemilu ini muncul dari para aktivis di tingkat lokal, yang penjelasannya kemudian diperkuat oleh jaringan terkoordinasi dari kelompok penolakan pemilu yang muncul setelah pemilu tahun 2020. Kelompok-kelompok ini terus tumbuh dan membangun hubungan yang kuat dengan kelompok-kelompok nasional lain yang dijalankan dan didukung oleh beberapa tokoh berpengaruh di dunia konservatif.